SIARANKABAR.COM, Medan - Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah di Jl. Setia Budi, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Sabtu (26/04/25), menerima kunjungan istimewa dari tokoh perempuan muslimah nasional dan internasional, Murniati Mukhlisin.
Di hadapan sekitar 1.600 santriwati, Murniati berbagi kisah perjalanan hidupnya, mulai dari masa mualaf hingga menjadi guru besar pertama bidang Akuntansi Syariah di Indonesia. Ia menceritakan perjuangannya belajar membaca Al-Qur'an dari nol, hingga kemudian diberi kesempatan menempuh pendidikan dan mengajar di berbagai negara.
"Alhamdulillah, saya sudah berkesempatan mengunjungi 34 negara. Semuanya berawal dari semangat belajar dan keinginan untuk memahami Islam lebih dalam," ujar Murniati dalam motivasinya. Pada 2020, Murniati diminta mendampingi Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 membawa misi perdamaian ke Kabul, Afghanistan sebagai pemimpin Muslimah dari Indonesia.
Murniati juga mengenalkan Universitas Tazkia dimana dia adalah Rektor masa jabatan 2017-2022. “Kampus ini dapat menjadi pilihan bagi adik-adik untuk studi lanjut. Ada empat fakultas yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah, Fakultas Komunikasi, Fakultas Pendidikan, Fakultas Hukum, dan sudah ada program sandwich dengan IPB University dan Reitaku University di Jepang” katanya.
Pimpinan Pesantren, Solihin Adin, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas kehadiran Murniati di tengah-tengah para santriwati. Menurutnya, kehadiran tokoh seperti Murniati menjadi bukti bahwa bukan hanya laki-laki yang mampu berkarir di tingkat nasional maupun internasional, tetapi perempuan juga memiliki kesempatan yang sama.
"Profesor Murniati Mukhlisin menjadi teladan bahwa perempuan bisa meraih cita-citanya dan berkontribusi besar bagi umat dan bangsa. Pondok akan menyediakan buku-buku karangan beliau agar dibaca oleh para santri dan santriwati untuk banyak mengambil hikmahnya” ujar Solihin.
Dalam kesempatan tersebut, Murniati juga menekankan pentingnya semangat dan ketekunan dalam belajar, serta meyakinkan para santriwati bahwa tidak ada batasan bagi perempuan untuk berkarya di berbagai bidang, selama tetap menjaga nilai-nilai syariat Islam.
Acara berlangsung dengan penuh antusias, terlihat dari semangat para santriwati dalam menyimak dan berdialog langsung dengan narasumber inspiratif tersebut. (Septian Hernanto)
Editor: Meiji001